5 Tradisi Budaya Banyuwangi yang Memukau di Festival Kuwung 2024
Distrik Banyuwangi Kota, menampilkan Ritus Selametan Buyut Cungking dengan kesenian Bordah berjudul Resik Kagungan (foto: Doc.Istimewa) |
BANYUWANGI, MEDIARAKYAT – Festival Kuwung 2024, yang digelar pada Sabtu (07/12/2024) malam di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Maron, Kecamatan Genteng, sukses menyedot perhatian ribuan warga. Dengan tema "Peningset Cinde Sutro", festival ini menampilkan keberagaman tradisi budaya Banyuwangi dalam parade megah yang membelah malam.
Festival ini menampilkan lima tradisi budaya dari lima distrik, yang masing-masing memukau penonton dengan ritus dan kesenian khas yang diwariskan secara turun-temurun. Berikut rangkuman lima tradisi yang ditampilkan:
1. Ritus Selametan Buyut Cungking
Distrik Banyuwangi menghadirkan Ritus Selametan Buyut Cungking melalui kesenian Bordah berjudul Resik Kagungan. Ritus ini merupakan penghormatan terhadap leluhur daerah Cungking yang erat kaitannya dengan kawasan Taman Nasional Baluran. Filosofinya mengajarkan rasa syukur kepada alam dan leluhur yang menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Banyuwangi.
2. Ritus Shanyang
Distrik Rogojampi menampilkan Ritus Shanyang dengan atraksi Kuntulan berjudul Sang Hyang Tuwuh. Tradisi pra-Hindu Bali ini berfungsi sebagai upacara tolak bala untuk mengusir wabah dan roh jahat. Dalam tema "Peningset Cinde Sutro", ritus ini menggambarkan pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan kekuatan alam.
3. Ritus Baritan
Distrik Blambangan Muncar menyuguhkan Ritus Baritan melalui seni Praburoro berjudul Baritan. Tradisi ini dilakukan saat menyambut Tahun Baru Islam untuk mengungkapkan rasa syukur, menghindari bencana, dan mempererat silaturahmi. Filosofinya mengajarkan pentingnya kedamaian sosial dan menghargai siklus kehidupan.
4. Ritus Selametan Purwo
Distrik Bangorejo menampilkan Ritus Selametan Purwo dengan atraksi Jaranan berjudul Pedut Tlatah Purwo. Tradisi ini digelar di Taman Nasional Alas Purwo, seperti Pantai Pancur dan Goa Istana, sebagai bentuk rasa syukur dan permohonan keselamatan. Ritus ini menekankan harmoni dengan alam dan pelestarian lingkungan hidup.
5. Ritus Kawin Tebu
Distrik Glenmore menghadirkan Ritus Kawin Tebu melalui seni Wayang Topeng berjudul Kawin Tebu. Tradisi ini dilakukan sebelum penggilingan tebu pertama dengan menikahkan dua batang tebu. Filosofinya mencerminkan niat kuat untuk memulai sesuatu yang membawa kesejahteraan, terutama bagi petani.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Dewa Alit Siswanto, menyebutkan bahwa Festival Kuwung 2024 bertujuan untuk mengenalkan keberagaman tradisi Banyuwangi kepada generasi muda dan masyarakat luas.
"Kami mengusung tema Peningset Cinde Sutro untuk menunjukkan bahwa keberagaman tradisi di Banyuwangi adalah kekuatan yang harus dirawat. Penting bagi generasi muda untuk mengenali dan menjaga warisan budaya ini," ujar Dewa Alit.