Surabaya, MediaRakyat.co.id – Tiga terduga pelaku pengeroyokan di depan SPBU Banjar Sugihan, Kelurahan Manukan Kulon, Kecamatan Tandes, Surabaya, berhasil diamankan Polrestabes Surabaya. Insiden yang terjadi pada Kamis (6/2/2025) dini hari ini diduga dipicu oleh konflik antar kelompok perguruan silat.
Korban dalam kejadian ini adalah NI (20), seorang mahasiswa asal Dusun Tarokan, Kabupaten Kediri, yang mengalami luka serius akibat serangan brutal. Kasus ini dilaporkan oleh kakaknya, AI (28), ke pihak kepolisian.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Aris Purwanto, mengungkapkan bahwa insiden bermula saat sekitar 100 motor dari kelompok pesilat melakukan konvoi dari Gresik menuju Surabaya. Saat melintas di depan Warkop Favorit dan Warkop Sippo di kawasan Klakahrejo, Benowo, konvoi tersebut terprovokasi oleh oknum kelompok pesilat lain yang berada di lokasi, sehingga terjadi pelemparan batu yang memicu ketegangan.
Mendengar kejadian tersebut, kelompok pesilat lain di kawasan Banjar Sugihan segera bersiap siaga di sekitar tugu Kelurahan Banjar Sugihan, Kecamatan Tandes. Ketika rombongan pertama konvoi melintas di depan J&T Cargo Banjar Sugihan, sejumlah oknum yang sudah bersiaga langsung melakukan pengejaran.
“Salah satu anggota pesilat yang tertinggal menjadi sasaran pengeroyokan hingga mengalami luka serius,” jelas AKBP Aris pada Selasa (11/2/2025).
Menindaklanjuti laporan tersebut, Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya bergerak cepat dan menangkap tiga terduga pelaku, yakni:
- DEH (20), warga Jalan Tengger Raya, Surabaya
- MS (20), warga Jalan Banjar Sugihan 1, Surabaya
- RAR (17), warga Manukan Tohirin No. 10, Surabaya
Dalam pengungkapan kasus ini, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk rekaman CCTV di lokasi kejadian, enam potongan batu batako yang digunakan dalam penyerangan, satu helm yang pecah, pakaian pelaku saat kejadian, serta motor yang digunakan oleh DEH.
AKBP Aris menegaskan bahwa kepolisian akan menindak tegas segala bentuk aksi kekerasan yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Kami mengimbau seluruh elemen masyarakat, terutama anggota perguruan silat, untuk menahan diri dan tidak mudah terprovokasi. Tidak ada toleransi bagi pelaku kriminalitas, terutama yang dilakukan secara berkelompok,” tegasnya.
Polisi masih terus mendalami kasus ini dan tidak menutup kemungkinan adanya pelaku lain yang terlibat. Masyarakat yang memiliki informasi terkait kejadian ini diimbau segera melaporkan kepada pihak berwajib.