Mediarakyat.co.id – Warga Bengkulu digemparkan oleh temuan jasad dua anak laki-laki dalam kondisi mengenaskan. Kedua bocah malang itu, Au (9) dan ARP (8), dibunuh oleh seorang siswa SMK berinisial Pt (17) hanya karena ketahuan memancing di kolam ikan miliknya.
Kapolresta Bengkulu, Kombes Pol Sudarno, mengungkapkan peristiwa tragis ini terjadi pada Selasa, 15 April 2025. Namun, baru terungkap secara dramatis pada Minggu, 20 April, ketika warga menemukan karung mencurigakan mengapung di Sungai Muara Jenggalu.
“Karung itu berisi jasad yang sudah rusak parah, bahkan sebagian tubuh korban sudah dimakan biawak,” ujar Sudarno dalam konferensi pers.
Temuan tersebut menjadi titik balik penyelidikan kasus hilangnya dua anak yang dilaporkan oleh keluarga mereka pada hari kejadian. Rekaman CCTV menunjukkan keduanya terakhir terlihat berjalan bersama di lingkungan tempat tinggal mereka. Setelah itu, jejak mereka hilang.
Polisi lantas menyelidiki tulisan nama yang tertera di karung tersebut. Dari sana, penyelidikan mengarah kepada Pt, yang ternyata pernah berjualan cabai. “Di dalam karung ditemukan biji cabai, yang menguatkan dugaan keterlibatan Pt,” jelas Sudarno.
Tak berhenti di situ, penggerebekan di rumah pelaku mengungkap fakta mengerikan lainnya: satu jasad korban ditemukan dalam karung kedua yang disembunyikan di dalam septic tank. Korban dalam karung itu diberi pemberat batu agar tidak mengapung.
Polisi segera mengamankan Pt beserta kedua orang tuanya untuk dimintai keterangan. Setelah diinterogasi, Pt tak bisa mengelak dan akhirnya mengakui semua perbuatannya.
Motif pembunuhan terungkap dari hasil pemeriksaan: Pt merasa kesal karena kolam ikannya sering kehilangan ikan. Ketika ia memergoki dua bocah memancing di kolam belakang rumah, emosinya meledak. Ia membekap, memiting, dan mendorong mereka ke dalam kolam hingga tewas.
Hasil autopsi menunjukkan adanya bekas kekerasan di wajah dan leher korban. Salah satu korban bahkan meninggal akibat dicekik.
“Barang bukti yang kami amankan termasuk empat karung plastik, satu karung goni, batu pemberat, dan sepeda motor yang digunakan pelaku untuk memindahkan jasad korban,” kata Sudarno.
Saat ini, Pt telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolresta Bengkulu. Sementara itu, proses identifikasi lanjutan terhadap korban pertama masih dilakukan melalui tes DNA, sementara korban kedua telah dikenali dan diserahkan kepada keluarga.