H. Sumail Abdullah Gelar Majelis Sema’an Al-Qur’an & Dzikrul Ghofilin di Banyuwangi “Moloekatan Gus Miek”

MediaRakyat.co.id | Banyuwangi — Suasana religius menyelimuti kediaman anggota DPR RI dari Partai Gerindra, H. Sumail Abdullah, di Jalan Pasewaran, Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi. Pada Senin Pahing, 24 Syafar 1447 H atau bertepatan dengan 18 Agustus 2025, digelar Majelis Sema’an Al-Qur’an & Dzikrul Ghofilin “Moloekatan Gus Miek” yang rutin diselenggarakan setiap Senin Pahing.

Kegiatan yang berlangsung sejak selepas sholat Subuh hingga pukul 22.00 WIB ini dihadiri berbagai kalangan jamaah, jajaran Pengurus Anak Cabang (PAC) Partai Gerindra, serta tokoh agama dan masyarakat setempat.

Hadir pula sosok penting, yakni Gus Tuba atau lengkapnya Agus Thuba, cucu dari ulama besar Nahdlatul Ulama, KH. Hamim Tohari Jazuli atau yang akrab disapa Gus Miek. Gus Tuba merupakan putra dari Kyai Tijani Robert Saifunnawas (Gus Robert) dan dikenal sebagai salah satu penerus tradisi Dzikrul Ghofilin Jantiko Mantab yang rutin digelar di berbagai daerah.

Kehadiran Gus Tuba menjadi magnet tersendiri bagi jamaah. Ia dikenal sebagai tokoh muda yang dihormati, sering kerap menjadi rujukan spiritual berbagai kalangan, baik masyarakat umum maupun tokoh agama.

H. Sumail Abdullah dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya sebagai wadah mempererat ukhuwah Islamiyah, tetapi juga menjadi pengingat pentingnya menjaga tradisi keagamaan warisan para ulama.

“Majelis ini kami harap terus menjadi sarana memperkuat iman, mempererat silaturahmi, serta menjaga keberkahan di tengah masyarakat. Apalagi, majelis ini adalah bagian dari tradisi luhur yang diwariskan para kiai,” ujar Sumail Abdullah.

Acara berlangsung khidmat, diiringi lantunan ayat suci Al-Qur’an, dzikir bersama, serta doa-doa yang dipanjatkan untuk keselamatan bangsa dan umat. Antusiasme masyarakat terlihat dari kehadiran jamaah yang memadati kediaman H. Sumail sejak pagi hingga malam.

Majelis Sema’an Al-Qur’an & Dzikrul Ghofilin “Moloekatan Gus Miek” ini diharapkan dapat terus dilestarikan sebagai bagian dari syiar Islam sekaligus menjaga nilai-nilai spiritual yang mengakar di masyarakat Banyuwangi. (Wir/Red)

Tinggalkan Balasan