
Banyuwangi – Kegiatan Lomba Da’i Cilik Kapolresta Banyuwangi memasuki hari kedua pada Selasa (4/3/2025). Acara yang berlangsung di Gedung Graha Radar Banyuwangi ini diikuti oleh peserta tingkat SMP/MTs dengan jumlah total 158 peserta.
Lomba ini merupakan bagian dari upaya Polresta Banyuwangi dalam membangun generasi muda yang berakhlak, berbudi pekerti luhur, serta memiliki kemampuan dalam menyampaikan dakwah.
Dalam sesi penjurian, hadir sejumlah tokoh dari berbagai instansi sebagai dewan juri, di antaranya:
1. Ust. Ahmad Ridwan (Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi)
2. Ust. Fauzan, M.Pd. (Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi)
3. Ust. Abdul Halim (Radar Banyuwangi)
4. KH. Mursyidi (Polresta Banyuwangi)
5. Kompol Toni Irawan, S.H., M.H. (Ketua Panitia)
Lomba ini mendapat antusiasme tinggi dari masyarakat, dengan jumlah pendaftar mencapai 596 peserta. Dari jumlah tersebut, sebanyak 285 peserta berasal dari SD/MI dan 158 peserta dari SMP/MTs. Namun, terdapat beberapa kendala teknis, seperti 20 peserta yang melebihi batas waktu pengiriman, 18 peserta mengalami kendala akses drive, serta 121 data yang terdeteksi ganda.
Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol. Rama Samtama Putra, S.I.K., M.Si., M.H., melalui Kasat Binmas Polresta Banyuwangi, Kompol Toni Irawan, S.H., M.H., menyampaikan bahwa acara berjalan dengan aman dan kondusif.
“Kami sangat mengapresiasi semangat para peserta dalam mengikuti lomba ini. Semoga melalui ajang ini lahir generasi penerus yang mampu menyampaikan dakwah dengan baik dan penuh inspirasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kasat Binmas menambahkan bahwa seorang da’i bukan hanya pandai berbicara, tetapi juga harus menjadi teladan dalam sikap dan perbuatan.
“Gunakan kesempatan ini untuk menyampaikan pesan yang menyentuh hati, membangun akhlak mulia, serta membawa manfaat bagi masyarakat. Jangan takut atau ragu saat berbicara di depan orang banyak. Percayalah bahwa setiap kata yang kalian sampaikan memiliki makna dan bisa membawa perubahan. Tetap tenang, nikmati prosesnya, dan berikan yang terbaik,” terangnya.
Menurutnya, kemenangan dalam Lomba Da’i Cilik bukan hanya soal trofi atau juara, tetapi juga bagaimana peserta semakin percaya diri, semakin cinta pada dakwah, dan semakin bersemangat dalam menyebarkan kebaikan.
“Yang terpenting adalah pengalaman berharga dan keberanian kalian dalam menyampaikan kebenaran,” imbuhnya.
Menjadi da’i yang baik memerlukan proses belajar yang terus-menerus. Ia pun berharap para peserta dapat menjadikan ajang ini sebagai batu loncatan untuk semakin memahami ilmu agama, meningkatkan keterampilan berbicara, dan menjadi pribadi yang lebih baik.
“Jadilah da’i cilik yang membawa cahaya bagi sekitar. Kata-kata kalian adalah doa, nasihat, dan inspirasi bagi banyak orang. Tetap semangat dan terus berdakwah dengan hati!” pungkasnya.