Jakarta, Mediarakyat.co.id – Kepala Inspektorat Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Dedi Prasetyo memaparkan capaian Gugus Tugas Ketahanan Pangan Polri yang dinilai berhasil meningkatkan produksi jagung nasional. Ia menegaskan, gugus tugas ini siap mendukung kebijakan pemerintah yang menghentikan impor dan mulai mengekspor komoditas jagung.
Langkah penghentian impor tersebut sebelumnya diumumkan oleh Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono. Menurut Dedi, keputusan pemerintah ini menjadi bukti nyata sinergi lintas sektor yang melibatkan Kementerian Pertanian, TNI, Polri, pemerintah daerah, petani, hingga pihak swasta.
“Kebijakan pemerintah untuk menghentikan impor jagung dan beralih menjadi eksportir, seperti disampaikan Wamentan, adalah bukti nyata efektivitas sinergi seluruh elemen terkait,” ujar Dedi kepada wartawan pada Kamis (29/5/2025).
Polri Aktif dalam Swasembada Pangan
Sebagai Ketua Gugus Tugas Ketahanan Pangan, Dedi menjelaskan bahwa Polri tidak hanya berperan di bidang keamanan, tetapi juga aktif mendukung pencapaian swasembada pangan. Sejak November 2024, Polri telah mengelola lebih dari 445.600 hektar lahan pertanian di berbagai wilayah Indonesia.
“Polri terlibat aktif dalam seluruh rantai produksi — mulai dari pendataan lahan, penanaman, panen, hingga distribusi hasil panen — guna memastikan target swasembada pangan tercapai. Ini merupakan bagian dari implementasi human security yang menjadikan kesejahteraan petani sebagai fondasi keamanan nasional,” ungkapnya.
Produksi Jagung Meningkat Tajam
Berdasarkan data internal gugus tugas, dari 20 November 2024 hingga 20 Mei 2025, total lahan yang dikelola mencapai 445.600,49 hektar. Selain pengelolaan lahan, pendampingan petani dan penguatan distribusi juga menjadi bagian integral dari kerja gugus tugas.
Dedi menambahkan, hasil dari kerja kolaboratif ini telah mendorong lonjakan produksi jagung nasional hingga 39 persen. Capaian tersebut menjadi salah satu faktor utama di balik keputusan pemerintah untuk menghentikan impor jagung dan mulai mempersiapkan ekspor, terutama dari wilayah sentra produksi seperti Gorontalo.
“Produksi jagung naik signifikan. Ini membuat pemerintah bukan hanya menghentikan impor, tapi juga siap melakukan ekspor ke negara lain,” jelas jenderal polisi bintang tiga tersebut.
Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, jagung menjadi salah satu komoditas strategis nasional dengan produksi lebih dari 18 juta ton. Namun, permintaan industri pakan ternak masih membuat Indonesia mengimpor jagung dalam jumlah besar. Dengan peningkatan produksi ini, pemerintah menargetkan perubahan posisi Indonesia dari importir menjadi eksportir jagung.
Baca juga berita nasional lainnya di:
https://mediaku.co.id/
Lihat juga informasi produk digital dan layanan premium di:
https://www.premiumku.com/
