
Banyuwangi, 13 Juni 2025 – Ritual adat Seblang Bakungan kembali digelar secara khidmat oleh masyarakat Osing di Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Tradisi yang telah mengakar sejak tahun 1639 ini diselenggarakan pada Kamis malam, 12 Juni 2025, di Sanggar Seblang Bakungan, dengan prosesi tumpengan sebagai bagian penting dari rangkaian acara.
Seblang Bakungan merupakan satu dari dua jenis ritual Seblang yang hidup di kalangan masyarakat Osing. Berbeda dengan Seblang Olehsari yang digelar setiap usai Idul Fitri dan dibawakan oleh penari muda, Seblang Bakungan dilaksanakan setiap bulan Dzulhijah dan dipentaskan oleh penari perempuan yang telah berusia matang. Keduanya memiliki makna spiritual mendalam sebagai bentuk upacara tolak bala dan doa keselamatan untuk desa.
Dalam prosesi Seblang Bakungan, sang penari dipercaya mengalami kesurupan roh leluhur sebelum menarikan tarian sakral secara trance, diiringi musik tradisional dan kidung kuno. Masyarakat setempat serta wisatawan yang hadir menyaksikan ritual ini dengan penuh kekaguman.
Wakil Bupati Banyuwangi, Mujiono, yang turut hadir dalam acara tersebut, menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam mendukung pelestarian budaya daerah.
“Seblang adalah identitas budaya yang luar biasa. Kami konsisten menjaga dan mendukung upaya pelestarian tradisi seperti ini karena merupakan warisan tak ternilai yang juga menarik wisatawan,” ungkapnya.
Kekayaan budaya Banyuwangi pun turut mengundang perhatian dunia. Kaplan, Professor of Music dari Wesleyan University, Amerika Serikat, yang juga hadir dalam acara tersebut, menyatakan kekagumannya terhadap keberagaman budaya masyarakat Banyuwangi.
“Saya terpesona melihat bagaimana budaya Banyuwangi tetap hidup dan dijaga dengan baik. Ini adalah kekayaan yang sangat langka,” ujar Kaplan.
Seblang Bakungan bukan sekadar ritual, melainkan simbol kekuatan spiritual dan identitas budaya masyarakat Osing yang terus dipelihara lintas generasi. Dengan semangat kolektif warga dan dukungan pemerintah, tradisi sakral ini diyakini akan terus lestari dan menjadi magnet budaya Banyuwangi di mata dunia.( ikhsan suryadi )
