Badai Petir Maut Tewaskan Lebih dari 100 Orang


MediaRakyat.co.id, INTERNASIONAL – Lebih dari 100 orang tewas dalam 24 jam terakhir akibat badai petir dahsyat yang menghantam wilayah India utara, di tengah gelombang panas ekstrem yang sudah lebih dulu melanda. Bencana ini mengguncang tiga negara bagian, dan menjadi pengingat mengerikan akan meningkatnya intensitas cuaca ekstrem.

Dilansir The Independent, Sabtu (12/4/2025), negara bagian Bihar mencatat jumlah korban jiwa terbanyak dengan 82 orang. Salah satu distrik bahkan melaporkan hingga 20 kematian. Sementara itu, Uttar Pradesh melaporkan 18 korban, dan Uttarakhand satu korban jiwa. Di Nepal, delapan orang turut meninggal akibat petir dan hujan deras, menurut Otoritas Bencana Nasional setempat.

Mayoritas Korban Terkena Saat Berada di Luar Ruangan

Sebagian besar korban tewas saat tengah berada di luar ruangan, meskipun India Meteorological Department (IMD) telah mengeluarkan peringatan dini. Banyak di antaranya merupakan petani yang sedang bekerja di ladang ketika badai melanda.

Sedikitnya 12 negara bagian kini berada dalam status siaga kuning. Namun, kurangnya akses informasi dan terbatasnya respons darurat di pedesaan memperparah situasi. Pemerintah daerah telah mengimbau warga untuk tetap berada di rumah dan mengikuti protokol keselamatan.

Kepala Menteri Bihar dan Uttar Pradesh juga mengumumkan kompensasi sebesar 4 lakh rupee (sekitar Rp78 juta) bagi keluarga korban.

Petir: Pembunuh Senyap yang Kian Sering Muncul

Menurut IMD, hujan dan badai petir diperkirakan masih akan terus terjadi di beberapa wilayah Bihar hingga akhir pekan, termasuk di Patna, Darbhanga, Gaya, dan Sitamarhi. Hujan ini diprediksi menurunkan suhu 3–5°C dalam beberapa hari ke depan, namun hanya sementara.

Badan Catatan Kejahatan Nasional India mencatat bahwa petir menyumbang 36% dari total kematian akibat cuaca ekstrem di negara itu. Sejak 1967 hingga 2020, lebih dari 101.000 orang meninggal akibat sambaran petir, dan tren ini terus meningkat dalam satu dekade terakhir.

Baca Juga:  Pasutri Pelaku Curanmor di Probolinggo Ditangkap Polisi, Pernah Beraksi di Leces dan Kraksaan

Mahesh Palawat, Wakil Presiden Meteorologi di Skymet Weather, menjelaskan bahwa perubahan iklim menjadi faktor utama meningkatnya aktivitas petir. “Udara yang lebih hangat membawa lebih banyak kelembapan, yang menghasilkan badai lebih kuat. Pemanasan permukaan tanah juga meningkatkan pembentukan awan petir,” katanya.

Sebagai langkah antisipasi, pemerintah India telah meluncurkan inisiatif Lightning Resilient India serta aplikasi Damini, yang memberikan peringatan sambaran petir secara real-time. Namun, keterbatasan infrastruktur dan akses internet di wilayah terpencil masih menjadi tantangan besar dalam penyelamatan nyawa.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *